Ada Hujan Deras, Pengaspalan Disebut Tetap Lanjut
Klaim Masyarakat Sudah Rasakan Perubahan, PPK Proyek: Dari Jalan Berlubang dan Berbatu-batu Sudah Diaspal. Dari Perjalanan Sampai 9 Jam, Tinggal 3 Jam
MANADO–Pengawasan pihak Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulut dalam Proyek Preservasi Jalan Beo-Essang-Rainis (Pulau Talaud) TA 2023-2024 diduga ‘angin-anginan’.

Sebab, menurut informasi didapat media ini, tahun lalu pekerjaan pengaspalan dilakukan saat musim hujan.
“Pengaspalan dilakukan saat musim hujan itu. Seharusnyakan saat hujan pekerjaan pengaspalan berhenti. Ini, ada hujan deras pengaspalan tetap lanjut,” sebut sumber resmi media ini dan mengirimkan foto pekerjaan pengaspalan yang dilakukan PT ANUGERAH KARYA AGRA SENTOSA (AKAS) saat hujan deras.
Karena hal tersebut, dikatakan kualitas jalan dari proyek dengan kontrak sekira Rp 103,49 miliar ini dipertanyakan. Sebab belum lama selesai dikerjakan, jalan sudah mulai rusak.
“Seharusnya, pekerjaan jalan harus memiliki kualitas yang baik. Bisa digunakan jangka panjang. Namun ini, proyek jalan Beo-Essang-Rainis (yang dikerjakan PT AKAS) tak sesuai harapan. Sudah ada jalan yang retak, berlubang, aspal mengelupas hingga material jalan mulai berhamburan,” kata sumber.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek Arny Mangente kepada media ini melalui pesan WhatsApp beberapa waktu lalu mengungkapkan, jika terjadi hujan di saat pengaspalan; pihaknya pasti memberhentikan pekerjaan.
“Namanya cuaca kita tidak tau kapan panas kapan hujan. Pada saat pelaksanaan tiba-tiba hujan, yah kita suruh stop. Tinggal meratakan mana yang sudah terlanjur dihampar,” tuturnya.
“Di Talaud ini, namanya cuaca kita tidak tau kapan panas kapan hujan. Dan kita bekerja sesuai schedule, biasanya pagi panas tiba-tiba tengah hari hujan sedangkan pekerjaan kita tergantung batas waktu,” sambung Mangente.
Ia kemudian mengklaim, proyek dari Kementerian PUPR Direktorat Bina Marga BPJN Sulut tersebut sudah berdampak positif. Karena dari jalan berlubang dan berbatu, saat ini sudah diaspal. Juga dahulu perjalan dengan jarak tempuh 9 jam, sekarang sudah tinggal 3 jam.

“Yang jelas masyarakat sudah merasakan perubahan dengan apa yang kita kerjakan. Dari jalan yang berlubang dan berbatu-batu sudah diaspal. Dari perjalanan sampai 9 jam tinggal 3 jam,” klaim Mangente.(ian)
Tinggalkan Balasan